Allah Ta’ala memanggil orang kafir, munafiq, dan musyrik untuk masuk ke dalam neraka jahannam. Berasal dari kalangan jin dan manusia, para ahli neraka dimasukkan secara berurutan sesuai dengan masanya. Siapa yang terlebih dahulu kafir, ia dimasukkan ke dalam neraka pertama kali.
Kemudian diikuti oleh para ahli neraka akhir zaman. Terus menerus. Bergerombol. Berkelompok-kelompok sampai kelompok yang terakhir kali dijerumuskan ke dalam api yang dipenuhi siksa.
Setelah seluruh ahli neraka berkumpul dalam satu tempat, ada pertengkaran yang dahsyat di antara mereka. Pertengkaran ini nyata. Pertengkaran penghuni neraka ini dijamin kebenarannya oleh al-Qur’an al-Karim.
Kemudian diikuti oleh para ahli neraka akhir zaman. Terus menerus. Bergerombol. Berkelompok-kelompok sampai kelompok yang terakhir kali dijerumuskan ke dalam api yang dipenuhi siksa.
Setelah seluruh ahli neraka berkumpul dalam satu tempat, ada pertengkaran yang dahsyat di antara mereka. Pertengkaran ini nyata. Pertengkaran penghuni neraka ini dijamin kebenarannya oleh al-Qur’an al-Karim.
“Ya Rabb kami, mereka inilah yang telah menyesatkan kami. Oleh karena itu, datangkanlah kepada mereka siksaan yang berlipatganda dari siksa-siksa neraka.”
Inilah tuntutan yang disampaikan oleh ahli neraka akhir zaman, yang masuk neraka terakhir kali. Perkataan yang termaktub dalam surat al-A’raf [7] ayat 38 ini merupakan tuntutan kepada setan dari golongan jin dan manusia yang telah mengajak mereka menempuh jalan kesesatan.
Karena mereka telah mengajak hingga kami terjerumus, tuntut mereka kepada para pendahulunya di jalan kesesatan, maka berikanlah hukuman kepada mereka dengan hukuman yang berlipat-lipat!
Dalam dialog yang hidup dan menyentak ruhani orang beriman ini, Allah Ta’ala menyampaikan jawaban. Kata-Nya, “Masing-masing kalian mendapatkan siksaan yang berlipatganda!”
Alangkah celakanya mereka. Yang diajak menuntut yang mengajak, tapi tuntutan mereka dimentahkan oleh Zat Penguasa semesta. Ditolak mentah-mentah.
Belum kelar bantahan dan penolakan dari Zat Yang amat berat siksanya, pihak yang dituntut pun menyampaikan bantahan.
“Kamu tidak memiliki sedikit pun kelebihan di atas kami!” (Qs. al-A’raf [7]: 39)
Kalian sama saja dengan kami! Kalian tidak berhak mendapatkan penangguhan dan keringanan siksa! kalian sesat sebagaimana kami yang sesat.
“Kalian,” tulis Imam Ibnu Katsir Rahimahullahu Ta’ala mengutip perkataan Imam as-Suddi saat menjelaskan ayat ini dalam Tafsir al-Qur’an al-‘Azhim, “telah tersesat sebagaimana yang kami alami.”
Pihak yang dituntut membantah dengan tegas. Mereka yang masuk neraka lebih akhir bukan berarti lebih baik hingga layak mendapatkan siksa yang lebih ringan. Dua-duanya sama. Sebab kepada dua golongan ini, Allah Ta’aa telah turunkan kepadanya Rasul yang membawa petunjuk menuju jalan hidayah.
Wallahu a’lam.
Source: https://bersamadakwah.net/
0 comments:
Post a Comment