Pertanyaan:
Ada sebagian orang yang bergurau kata-kata yang mengandung penghinaan terhadap Allah, Rasul atau agama ini. Apa hukum hal tersebut?
Jawab:
Perbuatan ini melecehkan Allah SWT, Rasulullah, atau KitabNya, meskipun hanya sekedar bergurau, meski hanya untuk mengundang tawa orang adalah kekufuran dan nifak (sifat munafik). Ini sama dengan apa yang terjadi di zaman Nabi. Mereka mengatakan: Belum pernah kami melihat yang seperti para ahli Quran kami, Mereka ini orang yang perutnya paling rakus, tidak pernah melihat yang lidahnya paling dusta (daripada mereka), tidak pula yang paling pengecut ketika menjumpai musuh. Yang mereka maksudkan adalah Rasulullah, sahabatnya, para ahli al-Quran. Maka turunlah ayat tentang mereka:
"Dan kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, Sesungguhnya Kami hanyalah bersendagurau dan bermain-main saja" (QS.At-Taubah/9:65)
Sebab mereka ini datang kepada Nabi dengan mengatakan: Kami ini hanyalah bercengkerama dengan perbincangan orang yang dalam perjalanan. Dengan itu kami hendak menghalau penatnya perjalanan. Maka Rasûlullâh berkata kepada mereka seperti yang Allâh perintahkan kepadanya:
"Apakah dengan Allâh, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya Kamu selalu berolok-olok?" Tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman" (OS. At-Taubah/9: 65-66)
Masalah rububiyyan, risalah, wahyu, dan agama, itu semua adalah masalah yang sangat dihormati dimuliakan, tidak boleh seseorang untuk bermain-main dengannya; tidak dengan mengolok-olok, tidak dengan membuatnya bahan tertawaan, tidak pula dengan mengejeknya. Bila seseorang melakukannya, maka ia kafir. Karena itu menunjukkan pelecehannya terhadap Allâh,rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, dan syariat-Nya.
Orang yang melakukan ini, harus ia bertaubat kepada Allâh dari apa yang telah ia perbuat. Karena ini termasuk perbuatan nifaq. Maka wajib atasnya untuk bertaubat kepada Allāh, memohon ampun kepada-Nya dan memperbaiki amalnya. Dan agar ia jadikan dalam hatinya rasa takut Kepada Allâh, pengagungan kepada-Nya, rasa takut kepada-Nya, dan cinta kepada-Nya.
Source: AS Sunnah 10/XXIII